Network
SEMARANGKU - Indonesia memang memiliki banyak Candi-candi terkenal yang menjadi warisan budaya.
Beberapa Candi terkenal seperti Borobudur dan Prambanan pun diliputi oleh misteri serta kebudayaan dari ukiran pada Candi tersebut.
Namun, tak banyak orang yang tahu, bahwa ternyata Indonesia memiliki misteri sebuah Candi merah yang hilang.
Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Trans7 di Algarve Portugal Hari Ini, GRATIS DISINI
Candi merah yang hilang tersebut berada di Bliter, Jawa Timur dan berada di sebuah tempat keramat di suatu desa.
Menurut cerita, Candi merah yang hilang tersebut juga merupakan salah satu tempat terjadinya pembunuhan dari seorang pemuda.
Selain itu, Candi ini diliputi oleh misteri karena tak ada yang melihat wujud asli dari Candi tersebut kecuali Thomas Staford Rafles.
Melihat Candi merah tersebut, Rafles kemudian mengabadikan gambaran Candi pada bukunya yang berjudul 'The History of Java'.
Dikutip Semarangku dari kanal YouTube ASISI Channel, dijelaskan bahwa penduduk desa bahkan sebelumnya tak mengetahui adanya Candi merah di sana.
Hal ini dikarenakan Candi merah tersebut hilang dan tertimbun di dekat sebuah pohon beringin yang keramat.
Candi merah tersebut bernama Candi Gedog yang berada di Desa Gedong, Sananwetan Blitar, Jawa Timur.
Candi Gedog tersebut memang hilang, karena tertimbun berada di bawah tanah dan tidak diketahui keberadaannya.
Hingga pada tahun 2020 hingga 2021, tim BPCB Jatim membuat ekskavasi Candi ini sesuai dengan laporan warga yang menemukan artefak di sekitarnya.
Menurut dugaan, Candi Gedog tersebut terkubur karena melutuskan Gunung Kelud setiap 15 tahun, sehingga tertimbun abu vulkanik.
Baca Juga: 4 Weton Ini Harus Hati-hati di Malam Tahun Baru 2022! Diramal Akan Bernasib Sial dan Nahas
Tak hanya misteri hilangnya Candi Gedog, tempat Candi tersebut ternyata diselimuti oleh misteri lain.
Yaitu sebagai tempat pembunuhan seorang pemuda sakti bernama, Joko Pangon.
Diketahui bahwa Joko Pangon dibunuh oleh seorang pemilik kerbau karena menggunakan ilmu saktinya agar memperbanyak kerbau jantan.
Sebab pemilik kerbau tersebut membuat kesepakatan, agar Joko Pangon merawat kerbaunya, dan jika kerbau tersebut memiliki anak jantan maka akan dimiliki oleh Joko.
Joko Pangon kemudian dibunuh di sekitar Candi Gedog dan jasadnya dibuang hingga ditemukan oleh ibunya yang akhirnya mengutuk seluruh desa tersebut.***
