Network
Terlebih jika job dari pemerintahan biasanya minta diskon yang cukup besar.
Tetapi seniman daerah tidak berani protes.
“Mereka ketakutan. Pertama takut sama pihak yang berkuasa. Dua, takut tidak ada job,” kata Soimah.
Tidak jarang sebuah grup seniman yang berisi 10 orang mendapat fee Rp 10juta sekali tampil. Jika dikurangi hal teknis, seperti sewa tempat latihan, baju, dan sebagainya, tinggal Rp 150ribu.
Dari situ Soimah membangun Pendopo untuk menampung para seniman tersebut dengan dana pribadinya.
“Saya buat ini bukan untuk sombong-sombongan, bukan saya tempatin pribadi. Ini buat seniman-seniman di daerah. Tidak bayar. Seniman-seniman yang masih sekolah juga untuk praktek dari sekolah, dll. Pake aja tapi dibersihkan aja setelah selesai. Pendopo disewakan juga. Jadi Soimah bisa membantu seniman2 dari hasil sewa tersebut,” kata Soimah seperti yang dikutip SEMARANGKU dari Podcast Close The Door.
Jadi, Pendopo Soimah akan disewakan untuk umum, misalnya untuk acara pernikahan, dan sebagainya.
Sedangkan untuk seniman daerah yang ingin latiha, dipersilahkan pakai secara gratis.
Sehingga perputaran uang sewa Pendopo difungsikan untuk pemeliharaan Pendopo itu sendiri, bukan untuk Soimah secara pribadi.***
