Sambut Hari Pariwisata Sedunia, Sanggar Greget Ciptakan Empat Tari di Pelataran Borobudur

- 27 September 2021, 20:31 WIB
Sanggar Greget Semarang menyajikan Tari Pariwisata Gumregah di pelararan Candi Borobudur untuk menyambut Hari Pariwisata Sedunia.
Sanggar Greget Semarang menyajikan Tari Pariwisata Gumregah di pelararan Candi Borobudur untuk menyambut Hari Pariwisata Sedunia. /Dok Sanggar Greget Semarang

SEMARANGKU - Menyambut Hari Pariwisata Sedunia, Sanggar Greget Semarang menyuguhkan empat tari di pelataran Candi Borobudur.

Pengasuh Sanggar Greget Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo menjelaskan, keempat tarian yang diunggah di kanal YouTube Sanggar Greget tersebut menceritakan tentang keindahan wisata Indonesia, khususnya Jateng.

Empat Tari tersebut yakniTari Kenthongan, Tari Serimpi Nyi Pandanaran, Tari Songsong Riwis, serta Tari Pariwisata Gumregah.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sebut Vaksinasi di Borobudur Bisa Bantu Dongkrak Pariwisata

Tari Pariwisata Gumregah yang diciptakan Sangghita Anjali sengaja diambil di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur Magelang. Ini menjadi bentuk kolaborasi antara seniman dengan obyek wisata dalam sebuah karya tari sebagai wujud kerja sama dan gotong royong.

Tujuh penari tampil dengan latar belakang Candi Borobudur yang menjadi ikon wisata dunia dari Jateng.

"Sengaja yang membawakan tujuh penari karena itu apresiasi dari sapta pesona pariwisata. Kemanan, kerertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan," ucap Yoyok, Senin, 27 September 2021.

Tarian ini merupakan sebuah reportoar tari kreasi tradisi jawa tengah yang menggambarkan tentang gumregahnya atau bangkitnya kembali kepariwisataan setelah terpuruk dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pembukaan Wisata Jateng Masih Dibahas, Ganjar Pranowo: Pariwisata Baru Tahap Uji Coba

Sementara Tari Serimpi Nyi Pandanaran yang juga dicipatakan Sangghita Anjali, menceritakan tentang petilasan sejarah yang merupakan bagian dari industri pariwisata. "Ini kolaborasi antara seni budaya dan objek wisata," jelasnya.

Tari Serimpi Nyi Pandanaran menyuguhkan tentang kisah istri Ki Ageng Pandanaran yang bernama Endang Sejanila. Nyi Pandanaran merupakan anak dari Begawan Pragota yang tinggal di derah Mugas Semarang, yang kini dijadikan tempat bernama Bergota.

"Berbicara soal pariwisata atau objek wisata, tentu tidak bisa lepas dari cerita sejarah. Nah, kami coba menyampaikan cerita-cerita terebut lewat tarian," tandasnya.

Di Tari Kenthongan, Yoyok menceritakan kehidupan masyarakat sehari-hari yang menggunakan kenthongan sebagai alat media informasi kepada seluruh warga dan masyarakat.

"Dalam penyusunan karya tari ini disajikan dalam bentuk gerak-gerak sederhana sebagai bentuk dolanan anak," jelasnya.

Tari Songsong riwis juga dibawakan anak-anak. Mereka tampak menggunakan payung sebagai salah satu bentuk kolaborasi antara pengrajin payung dengan seniman atau budayawan sebagai wujud saling bekerja sama.

Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinoeng Nugroho Rachmadi mengapresiasi empat tarian untuk menyambut Hari Pariwisata Sedunia.

Menurutnya, empat karya tari yang dipersembahkan untuk dunia ini bukan hanya dari Jateng, tapi Indonesia.

"Kolaborasi seni dan budaya yang dihelat di destinasi wisata akan terus kami galakkan sebagai sinergi memajukan sebuah karya. Kita bangkit bersama, alon-alon waton kelakon," ucapnya. ***

Editor: Mahendra Smg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah