Network
SEMARANGKU - Sabrina Chairunnisa hampir meledak saat Deddy Corbuzier terkena badai sitokin.
Sabrina Chairunnisa hampir menyerah saat Deddy Corbuzier dirawat di Rumah Sakit karena badai sitokin.
Sabrina Chairunnisa tidak hanya harus mengurus Deddy Corbuzier, tetapi juga sang Papa.
Baca Juga: Deddy Corbuzier dan Ivan Gunawan Taruhan Rp 500 Juta. Siapa yang Menang?
Sabrina Chairunnisa, tunangan Deddy Corbuzier, buka suara terkait pengalamannya ditinggal orang yang paling dekat dengannya.
Neneknya meninggal terkena Covid-19 karena telat dibawa ke Rumah Sakit.
Karena Neneknya tinggal di daerah, maka penanganan pasien Covid-19 tidak secepat di Jakarta.
Saat itu, Nenek Sabrina Chairunnisa saturasi oksigennya 90.
Tapi beberapa hari setelah itu saturasi oksigennya merosot sampai 45.
Karena peralatan dan pengetahuan yang terbatas, tidak diketahui apakah sang Nenek terkena badai sitokin atau tidak.
Saat itu, satu jam sebelum meninggal, sang Nenek sudah dibantu ventilator tetapi terlambat.
Betapa sedihnya Sabrina Chairunnisa karena setelah Neneknya meninggal, Papanya dan Deddy Corbuzier pun positif Covid-19.
Kondisi Papa Sabrina Chairunnisa langsung nge-drop dan kritis pasca sang Nenek meninggal.
Tak berselang lama, Deddy Corbuzier terkena badai Sitokin.
Saat itu, Sabrina Chairunnisa sudah hampir menyerah.
Sabrina Chairunnisa percaya bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya.
Dan saat itu Sabrina Chairunnisa merasa dia sudah berada di batas kemampuannya.
“Gua ga kuat, Tuhan. Gua ga kuat. Udah, cukup, udah,” Sabrina terus mengulang-ulang kalimat itu saat dua pria yang disayanginya kritis.
Kata-kata itu diucapkan Sabrina Chairunnisa untuk menguatkan dirinya sendiri dan meyakinkan diri bahwa Papanya dan Deddy Corbuzier akan sembuh.
Dan do’a Sabrina Chairunnisa dikabulkan, sang Papa dan Deddy Corbuzier sembuh dari badai sitokin.***
