Kenali Badai Sitokin Pada Penderita COVID-19, Yang Sebabkan Deddy Corbuzier Kritis dan Nyaris Meninggal Dunia

- 23 Agustus 2021, 19:15 WIB
Deddy Corbuzier kritis alami badai sitokin pasca covid -19
Deddy Corbuzier kritis alami badai sitokin pasca covid -19 /youtube.com/deddycorbuzier

SEMARANGKU - Kenali Badai Sitokin atau Cytokine Storm menyebabkan Deddy Corbuzier kritis dan nyaris meninggal dunia. 
 
Deddy Corbuzier terpapar COVID-19 dan alami badai Sitokin yang menyebabkan dirinya kritis dan nyaris meninggal dunia. 
 
Berikut penjelasan medis tentang Badai Sitokin yang dialami oleh penderita COVID-19. 
 
 
Badai Sitokin merupakan salah satu komplikasi yang dapat dialami oleh penderita COVID-19. 
 
1.Apakah Yang Dimaksud Dengan Sitokin? 
 
Sitokin merupakan salah satu protein yang berfungsi sebagai sistem kekebalan dalam tubuh. 
 
Dalam kondisi normal, Sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. 
 
Namun apabila diproduksi secara berlebihan, Sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. 
 
 
Kondisi itulah yang disebut sebagai Badai Sitokin. 
 
Pada penderita COVID-19, Badai Sitokin (Cytokine Storm) ketika tubuh melepaskan terlalu banyak Sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang sangat cepat. 
 
Kondisi ini membuat sel imun justru menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan. 
 
Tidak jarang peradangan tersebut membuat organ-organ di dalam tubuh menjadi rusak atau gagal berfungsi. 
 
Hal inilah yang membuat Badai Sitokin perlu diwaspadai, karena bisa menyebabkan kematian. 
 
Dalam ilmu kedokteran, kondisi ini hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan D-dimmer dan CRP pada penderita COVID-19. 
 
Pada penderita COVID-19, Badai Sitokin menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah. 
 
Itulah sebabnya mengapa penderita COVID-19 kerap mengalami sesak nafas. 
 
2.Gejala Badai Sitokin Pada Penderita COVID-19. 
 
Sebagian besar penderita COVID-19 yang mengalami Badai Sitokin menyebabkan demam dan sesak nafas hingga membutuhkan alat bantu nafas atau Ventilator. 
 
Kondisi ini biasanya terjadi antara 6-7 hari setelah gejala COVID-19 muncul. 
 
Selain demam dan sesak nafas, Badai Sitokin juga menyebabkan berbagai gejala seperti :
 
-Kedinginan atau menggigil. 
-Kelelahan.
-Pembengkakan di tungkai. 
-Mual dan muntah. 
-Nyeri otot dan persendian. 
-Sakit kepala. 
-Ruam pada kulit. 
-Batuk.
-Nafas cepat. 
-Kejang.
-Sulit mengendalikan gerakan. 
-Kebingungan dan halusinasi. 
-Tekanan darah sangat rendah. 
-Penggumpalan darah. 
 
3.Penanganan Badai Sitokin. 
 
Penderita COVID-19 yang mengalami Badai Sitokin memerlukan perawatan khusus di Unit Perawatan Intensif (ICU) rumah sakit. 
 
Itulah penjelasan medis tentang Badai Sitokin yang dialami oleh penderita COVID-19.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x