Network
SEMARANGKU – Bukan kritikus film, ibunda Reza Rahadian selalu menjadi kritikus bagi film-film yang dibintangi putranya.
Pratiwi Matulessy, ibunda Reza Rahadian, mengungkapkan bagaimana ia yang bukan kritikus film memberikan penilaian terhadap film yang dibintangi putranya.
Dapat dikatakan Pratiwi Matulessy adalah kritikus nomor satu bagi karya-karya Reza Rahadian, berikut cerita mereka.
Baca Juga: Merasa Hancur Sejak Bimbing Rina Sakaratul Maut, Teddy Syach Harus Kuat Demi Anak-anaknya
Bukan kritikus film, Reza Rahadian ungkap bagaimana ibunda selalu mengkritik film yang dibintanginya
“Karena saya kan enggak tahu secara teknis, ya. Saya dari mata saya sebagai orang awam, sebagai penikmat film,” kata Pratiwi dikutip SemarangKu dari kanal YouTube Jenny Rachman, Sabtu, 6 Maret 2021.
Kritik Pratiwi bisa sampai ke titik dia tidak menyukai putranya bermain di suatu film atau tidak. “Atau bisa sampai ke ‘mama kurang suka kamu main di situ’,” timpal Reza.
Selain itu, ternyata Reza Rahadian pernah melakukan pekerjaan potong rumput saat masih SD demi membantu keuangan ibundanya.
Baca Juga: Terbaru! Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis 2021 Bagi Nomor Baru
Lebih tepatnya, hal tersebut terjadi saat Reza masih SD di mana saat itu Indonesia sedang dilanda krisis moneter.
Pratiwi menduga Reza saat itu mendengar percakapannya dengan temannya. “Mungkin anak ini dengar ya percakapan saya dengan teman saya, dia masih SD waktu itu,” katanya, dikutip SemarangKu dari kanal YouTube Jenny Rachman, Sabtu, 6 Maret 2021.
Tanpa sepengetahuannya, Reza menawarkan jasa potong rumput. “Akhirnya tanpa sepengetahuan saya, ‘Om potong rumputnya sudah panjang tuh, tapi pakai komisi, ya’,” kenang Pratiwi.
Baca Juga: Dibesarkan Orang Tua Tunggal, Reza Rahadian Kerja Potong Rumput Saat Masih SD Demi Bantu Ibunda
Pratiwi juga masih ingat nominal uang yang diberikan Reza dari hasil potong rumput. “Yang saya paling ingat di benak saya, sehari dua kali dia potong rumput dapat Rp 50.000,” kenangnya.
Kemudian uang tersebut digunakan oleh Pratiwi untuk biaya transportasi ke kantor-kantor untuk menitipkan CV. Pratiwi sangat ingat masa itu, terlebih dirinya adalah orang tua tunggal.***
