Narasi Kontroversi dari Ayat Yehezkiel 25:17, Apa Maknanya dalam Film Pulp Fiction?

3 Desember 2021, 14:48 WIB
Narasi Kontroversi dari Ayat Yehezkiel 25:17, Apa Maknanya dalam Film Pulp Fiction? /Film Pulp Fiction/pexels/Donald Tong

SEMARANGKU- Film Pulp Fiction menjadi kontroversi dengan pertanyaan publik terkait kutipan ayat Alkitab dari Yehezkiel 25:17.

Hal tersebut terjadi dalam Film Pulp Fiction dalam adegan tokoh Jules mengutip Yehezkiel 25:17.

Dalam film Pulp Fiction Jules mengutip ayat Alkitab Yehezkiel 25:17 yang berbunyi:

Baca Juga: J.K. Rowling, Sosok Dermawan di Balik Populernya Dunia Sihir dalam Film Harry Potter

The path of the righteous man is beset on all sides
By the inequities of the selfish and the tyranny of evil men
Jalan orang benar diliputi di semua sisi oleh ketidakadilan orang-orang yang mementingkan diri sendiri dan tirani orang-orang jahat.

Kemudian Jules menambahkan terusan ayat Alkitab tersebut.

Blessed is he who, in the name of charity and good will
Shepherds the weak through the valley of darkness
For he is truly his brother's keeper and the finder of lost children
Berbahagialah dia yang, atas nama amal dan niat baik, menggembalakan yang lemah melalui lembah kegelapan, karena dia benar-benar penjaga saudaranya dan penemu anak-anak yang hilang

And I will strike down upon thee
With great vengeance and furious anger, those who attempt to poison and destroy my brothers
Dan aku akan menyerangmu dengan pembalasan yang besar dan kemarahan yang membara, mereka yang mencoba untuk meracuni dan menghancurkan saudara-saudaraku

Baca Juga: Kim Seon Ho Fokus Film Sad Tropics, Penghargaan Asia Artist Awards Terabaikan

And you will know my name is the Lord
When I lay my vengeance upon thee
Dan Anda akan tahu nama saya adalah Tuhan ketika saya membalas dendam kepada Anda

Dilansir SEMARANGKU dari shmoop.com, narasi yang diambil dari Yehezkiel 25:17 diucapkan Jules dalam adegan epik saat dia menembak orang.

Hal tersebut dilakukan Jules karena orang tersebut telah menyiksa kerabat dekatnya.

Kemudian nuansa magis dan mencekam tergambar saat Jules mempertanyakan pada diri sendiri siapakah gembala yang benar dan siapa tirani kejahatan.

Sementara itu, Jules sangat bermimpi mendapatkan keajaiban sebagai seorang gembala.

Mimpi tersebut kini menjadi angan belaka setelah Jules menyadari bahwa dia adalah seorang pembunuh.

Sementara itu, Penonton dibuat terheran dengan impian Jules, bahkan tingkahnya yang membaca Alkitab Yehzkiel 25:17.

Banyak pendapat muncul mengenai apakah Jules seorang kartal mafia yang sangat mencintai dirinya.

Apakah Jules bosan dengan kehidupan yang ada tentang kemunafikan manusia.

Bahkan kenapa Jules merasa dirinya seorang tirani kejam dan yang dibenci oleh semua orang.

Pertanyaan tersebut justru terjawab saat Jules merasa menyerah menjadi seorang gangster mafia.

Jules memutuskan untuk menjadi gembala yang menurutnya lebih baik. ***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler