3 Alasan Mengapa Pajero dan Fortuner Tidak Boleh untuk Kebut-Kebutan. Pecinta Otomotif Wajib Tahu

9 November 2021, 08:17 WIB
3 Alasan Mengapa Pajero dan Fortuner Tidak Boleh untuk Kebut-Kebutan. Pecinta Otomotif Wajib Tahu /Instagram @fortuner.indonesia/pajerosportlovers/


SEMARANGKU - Ada 3 alasan mengapa Pajero dan Fortuner tidak boleh untuk kebut-kebutan. Pecinta otomotif wajib tahu.


3 alasan ini akan menjawab kenapa larangan Pajero dan Fortuner kebut-kebutan di jalan menjadi masuk akal.


Walaupun ber-cc besar, tetapi Pajero dan Fortuner tidak disarankan untuk kebut-kebutan.

Baca Juga: Polisi Gambarkan Betapa Ngerinya Kecelakaan Vanessa Angel dan Suami, Hingga Mobil Hancur Sebelah

Baca Juga: Deddy Corbuzier Tanyakan Tahap Penyidikan Kasus Kecelakaan Vanessa Angel, Polisi Ungkap Ini Tentang Sang Sopir


Pajero dan Fortuner adalah dua jenis mobil yang banyak kita jumpai di jalan tol di Indonesia.


Selain karena bodinya yang gagah, masyarakat menyukainya karena dianggap bandel dan prestigious.


Tetapi Anda harus mengetahui bahwa Pajero dan Fortuner didesain bukan untuk kebut-kebutan di jalan.


Menilik dari kasus kecelakaan yang menimpa mobil Pajero milik almarhumah Vanessa Angel, ada pelajaran yang bisa digali.


"Kalau dari interogasi awal dari sopir mengaku 120 kilometer per jam," kata asi Laka Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim Kompol Hendry Ferdinan Kennedy.

Perlu diketahui, bahwa apa yang dilakukan oleh Tubagus Joddy dan segelintir pengemudi Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner tersebut tidaklah benar.

Karena, meskipun mesin kedua SUV tersebut besar dan menghasilkan tenaga yang cukup tinggi, ada beberapa masalah yang menjadikan kedua mobil ini tak cocok dipakai kebut-kebutan.

Dikutip dari Cartoq pada Minggu, 7 November 2021, alasan pertama yang membuat kedua mobil tersebut tak cocok digunakan kebut-kebutan adalah karena dimensi mobilnya.

Baik Pajero ataupun Fortuner sama-sama berjenis SUV, yang notabene adalah mobil-mobil dengan bentuk bodi yang tinggi.


Bentuk badan mobil yang tinggi tersebut membuat pusat gravitasinya menjadi lebih tinggi. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat mobil menjadi lebih rentan untuk tidak stabil dibandingkan sedan yang memang dibuat untuk mengejar kecepatan lebih tinggi.

Jika SUV dengan kondisi seperti ini dipacu lebih kencang, maka hambatan angin yang menabrak bagian bodi juga bertambah besar. Hal ini bisa membuat mobil menjadi limbung dan tidak stabil.

Jangan lupakan juga masalah body roll yang bisa menyebabkan mobil langsung terguling jika sang sopir tak mampu mengontrol mobil dengan benar.

Ada lagi faktor lainnya yang ikut memperparah masalah di atas, yakni penggunaan sasis model Ladder Frame.

Sasis dengan bentuk ladder frame ini pada dasarnya adalah rangka yang disatukan dengan bagian bodi mobil secara terpisah.

Hal ini menyebabkan gejala body roll akan terasa lebih parah dibandingkan mobil dengan sasis monocoque.

Monocoque sendiri adalah mobil-mobil yang bagian bodi dan sasisnya menyatu. Hal ini membuat mobil dengan jenis sasis seperti ini akan lebih mudah untuk dikendalikan di berbagai kondisi jalan.*** (Alza Ahdira/Pikiran Rakyat)

 

 

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul "Pengemudi Wajib Tahu, Simak Sebab Mengapa Pajero-Fortuner Tak Boleh Dipakai Kebut-Kebutan"

Editor: Fitriyatur Rosidah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler