Penafsiran Gus Miftah tentang Hadits Surga Berada di Telapak Kaki Ibu: Ibu Juga Bisa Durhaka ke Anak

3 September 2021, 11:00 WIB
Penafsiran Gus Miftah tentang Hadits Surga Berada di Telapak Kaki Ibu: Ibu Juga Bisa Durhaka ke Anak /Instagram @gusmiftah/

SEMARANGKU - Gus Miftah menjelaskan makna hadits ‘Surga Berada di Telapak Kaki Ibu’ di Podcast Deddy Corbuzier.

Hadits ‘Surga Berada di Telapak Kaki Ibu’ kata Gus Miftah bisa dibedah dari dua sisi.

Gus Miftah menjelaskan lebih rinci makna hadits ‘Surga Berada di Telapak Kaki Ibu’.

Baca Juga: Gus Miftah Turun Tangan Usai Deddy Corbuzier Dihujat Musyrik Karena Bilang Sembuh Berkat Bantuan dr. Gunawan

Di hadits ‘Surga Berada di Telapak Kaki Ibu’, Gus Miftah meminta kita semua untuk memandangnya dari dua sisi, yaitu sisi anak dan sisi Ibu.

Dari sisi anak yaitu jika seorang anak berbakti pada Ibunya dan mendapatkan ridho Ibunya, maka dia akan mendapatkan surga.

Sebaliknya dari sisi Ibu, yaitu seorang Ibu juga harus menyayangi anaknya dan menjalankan tugasnya sebagai Ibu yang baik.

“Surganya Ibu itu tergantung dari caranya menjaga anak-anaknya. Karena Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya,” kata Gus Miftah menjelaskan di podcast Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Gus Miftah Jawab Apakah Sedekah Deddy Corbuzier pada dr. Gunawan Termasuk Pamer

Karena Ibu adalah lingkungan pertama bagi anak. Kelak seperti apa anak itu bersikap, tergantung dari didikan dan perilaku Ibunya.

“Sebagai Ibu, sudahkah engkau memperlakukan anakmu dengan baik?” tanya Gus Miftah yang kemudian disambut dengan persetujuan dari Deddy Corbuzier.

Sama halnya ketika Azka menangis karena tidak mau ditinggalkan oleh Deddy Corbuzier.

Saat itu Deddy Corbuzier mengatakan bahwa dia telah menyiapkan uang yang banyak untuk Azka. Azka akan kaya jika Deddy Corbuzier meninggal.

Gus Miftah mengutip QS. An-Nisa ayat 9 yang bermakna

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)-nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar,”

Dana ayat tersebut, yang dimaksud lemah adalah lemah iman, ekonomi, dan ilmu.

Jika anak menggunakan harta di jalan yang baik, maka pahala akan mengalir ke orang tua yang meninggal.

Maka, anak harus dididik agar menjadi manusia yang kuat, baik iman, ilmu, maupun ekonominya.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Podcast Close the Door

Tags

Terkini

Terpopuler