S&P Tidak Melihat Risiko yang akan Datang Terhadap Peringkat Indonesia dari Rencana Utang

- 6 Juli 2020, 08:35 WIB
ilustrasi hutang
ilustrasi hutang //Pexels

 

SEMARANGKU - Rencana pemerintah Indonesia untuk menjual obligasi miliaran dolar kepada bank sentral untuk membiayai defisit fiskal yang melebar tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap peringkat kredit negara, menurut S&P Global Ratings.

S&P, yang sudah memiliki pandangan negatif pada peringkat Indonesia, tidak membuat perbedaan antara utang yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik itu kepada bank sentral atau investor komersial, dalam menilai dampak fiskal, menurut Kim Eng Tan, seorang analis.

Layanan Investor Moody mengatakan secara terpisah bahwa inflasi berlabuh dengan baik di Indonesia dan prospek kredit akan tergantung pada durasi utang dan kendala lainnya.

 Baca Juga: Kementan Akan Produksi Kalung Anti Virus Corona Berbahan Tanaman Atsiri

"Kecuali jika ada gangguan ekonomi atau finansial yang material dan tidak terduga, kami tidak percaya bahwa rencana ini akan mempengaruhi metrik kredit lebih dari yang kami harapkan," kata Tan seperti yang dilansir dari bloomberg.com.

S&P baru-baru ini menurunkan prospeknya pada peringkat BBB Indonesia, skor peringkat investasi terendah kedua, karena perkiraan penurunan fiskal yang diakibatkan oleh Covid-19.

Mata uang Rupiah jatuh 2,1% minggu ini di tengah kekhawatiran rencana untuk membagi biaya pendanaan defisit anggaran dengan bank sentral akan melemahkan independensinya dan memicu penurunan peringkat.

Baca Juga: Semarang-Surabaya Indeks Kewaspadaan Covid-19 Tinggi, Ganjar Pranowo: Kita Harus Saling Jaga

Halaman:

Editor: Heru Fajar

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x