Efek Perang Rusia: Muslim di Ukraina Jalani Ramadhan yang Sulit Tahun Ini, Berapa Populasinya?

- 2 April 2022, 09:28 WIB
Efek Perang Rusia: Muslim di Ukraina Jalani Ramadhan yang Sulit Tahun Ini, Berapa Populasinya?
Efek Perang Rusia: Muslim di Ukraina Jalani Ramadhan yang Sulit Tahun Ini, Berapa Populasinya? /Pixabay/chidioc

SEMARANGKU - Muslim di Ukraina menjalani Ramadhan yang sulit tahun ini, lantaran perang Rusia di negara itu masih berkecamuk.

Perang Rusia yang belum selesai membuat umat muslim di Ukraina menjalani bulan Ramadhan yang sulit.

Persiapan untuk bulan puasa Ramadhan menjadi sulit dan emosional bagi penduduk Muslim Ukraina lantaran perang Rusia tidak kunjung usai.

Kesulitan umat muslim di Ukraina menjalani Ramadhan tahun ini merupakan salah satu efek yang ditimbulkan oleh perang Rusia.

Baca Juga: Rusia Katakan Akan Kurangi Aktivitas Militer di Ibukota Ukraina, Perundingan Disebut Tingkatkan Kepercayaan

“Kami harus menyesuaikan semuanya,” ujar Niyara Nimatova, seorang Tatar Krimea dan Ketua Liga Muslim Ukraina, dikutip dari Al Jazeera.

Pada hari pertama Ramadhan di Ukraina, yang kemungkinan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022, Nimatova berencana untuk menyiapkan makan berbuka puasa dengan sekelompok pengungsi yang tinggal bersamanya di pusat Islam di Chernivtsi.

“Banyak muslim pergi ke luar negeri dan mereka yang masih di Ukraina membutuhkan dukungan,” pungkasnya melalui telepon.

Lima minggu setelah Rusia menyerang Ukraina, lebih dari 10 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Baca Juga: Perang Rusia vs Ukraina Ciptakan Peluang bagi Petani Gandum India, Kok Bisa?

Termasuk sekitar empat juta orang yang melarikan diri ke luar negeri.

Berapa populasi muslim di Ukraina?

Muslim membentuk sekitar satu persen dari populasi Ukraina.

Sekedar informasi, Ukraina adalah negara dengan penduduk mayoritas menganut Kristen Ortodoks.

Sebelum perang, Ukraina adalah rumah bagi lebih dari 20.000 warga negara Turki, terutama Tatar Krimea.

Persiapan Ramadhan menjadi sulit dan emosional tahun ini karena bom jatuh di negara itu dan jam malam diberlakukan.

Adanya perang membatasi pergerakan di malam hari ketika umat muslim berkumpul untuk berbuka puasa.

Tergusur oleh perang, banyak juga yang jauh dari rumah mereka, jaringan dukungan komunitas, dan teman-teman.

“Kita harus siap melakukan yang terbaik untuk mendapatkan pengampunan Tuhan, berdoa untuk keluarga kita, jiwa kita, negara kita, Ukraina,” imbuh Nimatova.

Sebagai Tatar Krimea, Nimatova telah mengungsi ketika Rusia mencaplok semenanjung selatan Krimea pada tahun 2014.

Dia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke Zaporizhzhia.

“Di Zaporizhzhia, komunitas muslim beragam. Ada banyak kebangsaan yang berbeda dan semua akan menyiapkan hidangan nasional mereka. Suatu hari kami kami akan makan biryani India, mantsev Palestina atau plov Uzbekistan lainnya,” ujarnya.

Namun, situasi saat ini di Ukraina sangat mencekam

“Sekarang kami tinggal bersembunyi saat mendengar sirene. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Secara psikologis memang sulit,” terangnya.

Itulah muslim di Ukraina yang menjalani Ramadhan yang sulit tahun ini, efek perang Rusia.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah