Produk UKM Jateng Berpotensi Ekspor ke Jepang, Ganjar Pranowo Jalin Komunikasi dengan Dubes

21 September 2021, 19:08 WIB
Guebernur Ganjar Pranowo mendorong agar UKM Jateng bisa tembus pasar ekspor Jepang. /Dok Humas Pemprov Jateng

SEMARANGKU - Produk UKM asal Jateng sudah diakui dunia. Setelah dilirik Belgia, kini Jepang juga tertarik.

Ya, produk UKM Jateng punya potensi untuk diekspor ke Jepang dan akan segera diwujudkan.

Dalam waktu dekat ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo akan menjalin komunikasi dengan dubes Jepang untuk mendorong UKM segera diekspor ke Negeri Marahari Terbit.

Baca Juga: Gara-gara Ikut Pameran Virtual UVO 2021, UKM di Jateng Rasakan Dampak Ini

Hal itu diungkapkan Ganjar saat temu wicara dalam rangkaian UKM Virtual Expo (UVO) 2021, di Bank Jateng cabang Surakarta, Selasa 21 September 2021.

"Kaminmenjajaki pasar Eropa dan Jepang. Beberapa di antaranya cukup antusias. Jepang mengatakan produk makanan diminati. Bahkan ada yang siap menjualkan. Mereka minta adjust saja, kualitas sudah baik cuma kemasan kegedean, maunya sekali makan. Ok tak gaweke," tuturnya.

Dalam waktu dekat Ganjar mengaku akan berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Jepang. Hal itu terkait dengan teknis pembuatan dokumen UMKM ke Jepang.

"Nanti segera saya siapkan, nanti saya akan kontak His Excellency Hery Akhmadi agar kita bisa siapkan lebih detil. Saya minta bantuan teman-teman di sana kira-kira produk apa (yang dibutuhkan) di sana (Jepang)," tegas Ganjar.

Baca Juga: UKM Jateng Tembus Ekspor ke Belgia, Nilainya Sekitar USD 40 Ribu

Hal itu disambut baik oleh Teguh Wahyudi, seorang pengusaha asal Indonesia yang kini tinggal di Jepang. Menurutnya, kebutuhan akan produk UKM asal Jateng sangat tinggi.

Menurutnya, produk dari UKM dari Jateng cukup bersaing dan berkualitas. Hanya saja Ganjar khawatir, terkait persyaratan dokumen yang dikhawatirkan menjadi pengganjal kerjasama UKM Jateng dengan perusahaanya.

"Kami juga butuh bawang merah dan bawang goreng, Pak Ganjar. Kemarin ibu Konjen menawarkan produk yang bagus dari Jateng. Saya khawatir untuk teknis dokumen ketiga itu cukup susah. Harapan kami ada konsolidator yang bisa bantu kawan UKM agar hubungan dengan kami cepat dan lancar," paparnya.

Teguh menyebut, ada empat ceruk pasar yang dapat disasar. Pertama Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang sejumlah 70 ribu orang.

Berikutnya komunitas Muslim yang mencapai 200 ribu jiwa, Warga Negara Asing (WNA) mencapai 2,8 juta jiwa dan penduduk Jepang.

Menurutnya, peluang itu bisa menjadi peluang bagi UKM Jateng. Terlebih lagi, perusahaan yang dipimpin oleh Teguh, tengah menyiapkan gudang distribusi yang mampu menampung dan mendistribusikan produk dari Indonesia, tak terkecuali dari Jawa Tengah.

Selain pasar Jepang, produk UKM Jateng juga diminati pasar Eropa, dengan produk furnitur.  mengatakan, pasar di Benua Biru sangat terbuka untuk mebel asal Jateng.

Terkait hal itu, Dinas Koperasi dan UKM Jatenf bekerjasama dengan Bank Indonesia, Kadin dan PT Adhyata akan mengirim sample produk furnitur ke Belgia.

Di sana, produk mebel asal Jateng akan dipamerkan selama satu tahun di Borgerhub.

Kepala Dinkop UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan, tengah mempersiapkan para UKM dibidang furnitur, untuk mengirim produk mereka.

"Siap nanti mudah-mudahan pada 1 Oktober kirim produk sampel ke Belgia, satu kontainer 40 feet, sekitar 50 ton furnitur dari Jateng. Kebanyakan yang disukai meja fosil," urainya.

Ema juga mengatakan, nantinya akan dibentuk badan promosi dan pemasaran Indonesia-Belgia. Selain itu akan ada peluang pemasaran produk Jateng melalui marketplace di Belgia.

Adapun, untuk biaya pengiriman produk furnitur ditanggung sepenuhnya oleh Bank Indonesia. Sementara, untuk gelaran UVO 2021, didukung oleh Bank Jateng

Terkait transaksi UVO 2021, dari catatannya, transaksi berjalan barang furnitur  mencapai sekitar Rp200 juta. ***

Editor: Mahendra Smg

Tags

Terkini

Terpopuler