CEK FAKTA: Tiongkok Akan Bunuh 100 Juta Penduduk Indonesia Lewat Vaksin Covid-19, Benarkah?

7 November 2020, 16:30 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19.* //Pixabay.com/geralt/Pixabay.com/geralt

SEMARANGKU – Benarkah narasi terkait negara Tiongkok memiliki target untuk membunuh 100 juta penduduk Indonesia menggunakan vaksin Covid-19 mulai?

Topik terkait hal ini menjadi viral dan menjadi bahan perbincangan oleh warganet. Narasi tersebut salah satunya diunggah oleh seseorang menggunakan akun Facebook Solid Lawan Covid, pada bulan Oktober 2020.

Ternyata tidak hanya melalui Facebook, narasi yang berisi target kematian 100 juta penduduk Indonesia yang akan dilakukan oleh Tiongkok juga beredar secara berantai melalui aplikasi WhatsApp.

Baca Juga: Klik Link Ini, Transferan BLT BSU BPJS Ketenagakerjaan Tahap 2 Sudah Cair ke BNI, BRI, BTN, Mandiri

Baca Juga: BLT BSU BPJS Ketenagakerjaan Tahap 2, Ini cara Cek Transferan Rp 1,2 Juta Mudah via WA dan SMS

Demikianlah lengkap narasi yang beredar melalui WhatsApp

“Hati-hati vaksin bisa membunuh jiwa. Cina menargetkan 100 jt penduduk Indonesia mati melalui vaksin cina. Jangan ada yang mao divaksin. Biar cina bangkrut ini bisnis WHO. Yahudi nasoroh cina. Yg jadi tujuan umat islam. Kita wajib waspada. Negara di Rezim jokowi jadi amburadul. Lengserkan jokowi pemimpin keblingeerrrr,”

Perhatikan Penjelasan Berikut!

Tidak ditemukan satu pun pernyataan resmi yang dimuat oleh media arus utama ataupun sumber resmi lain terkait target kematian 100 juta warga negara Indonesia oleh negara Tiongkok melalui vaksin COVID-19 yang mereka produksi, hingga pada Rabu, 4 November 2020.

Baca Juga: Kapan BLT BSU BPJS Ketenagakerjaan Tahap 2 Cair ke Bank Swasta? Buruan Cek Via kemnaker.go.id

Baca Juga: Belum Cair? Lapor ke Sini agar BLT BSU Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan Tahap 2 Cair ke Rekeningmu

Maka, uanggan tersebut dipastikan ‘HOAX’ sebagaimana dilansir oleh Semarangku dari laman ANTARA.

Mengacu pada laman covid.19.go.id, terkait dengan produksi vaksin COVID-19, pemerintah Indonesia tidak hanya melakukan kerja sama dengan satu sumber saja.

Selain Tiongkok, pemerintah Indonesia juga melakukan kerja sama dengan beberapa perusahan farmasi.

Perusahan farmasi tersebut antara lain: Pfizer, Johnson and Johnson, Astra Zeneca, dan Cansino Biologics, dan beberapa perusahaan farmasi lainnya.

Baca Juga: Tiba di Indonesia, Habib Rizieq Nikahkan Najwa Shihab, Sekretaris Umum FPI Ungkap Detailnya

Baca Juga: Asik, BLT BSU BPJS Ketenagakerjaan Tahap 2 Sudah Cair! Yuk Cek Via kemnaker.go.id, Begini Caranya

Sinovac produksi Tiongkok telah memasuki uji klinis fase tiga. Vaksin ini juga di uji klinis di negara Turki dan Brazil.

Prof. Kusnandi Rusmil Sp. AK. MM selaku Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran mengatakan bahwa hingga kini tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan dari uji klinis fase tiga vaksin dari Tiongkok tersebut.

“Kalau sudah lulus tahap tiga, vaksin bisa digunakan dan diperjualbelikan,” tutur Kusnandi.

Kusnandi menyampaikan bahwa, para relawan yang telah mengikuti imunisasi vaksin buatan Tiongkok tersebut akan terus dipantau hingga enam bulan ke depan.

Baca Juga: Pilpres AS: Pendukung Joe Biden Menari, Sementara Pendukung Donald Trump Bawa Senjata

Baca Juga: Selisih Tipis! Joe Biden Sementara Ungguli Donald Trump untuk Suara Nevada di Pilpres AS

Selain itu Kusnandi juga menambahkan bahwa sekian banyak imunisasi yang telah dilakukan di Indonesia, kemungkinan akan terjadi reaksi yang berat seperti pingsan habis diimunisasi adalah sangat kecil.

Kejadian tersebut hanya kisaran 0,1 hingga 1 kejadian dari sejuta orang yang mendapat imunisasi.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler