Cek Fakta, Mitos Vaksin Covid-19 yang Beredar Salah Satunya Pemerintah Masukan Chip untuk Lacak Warganya

5 Agustus 2021, 18:15 WIB
Ilustrasi Covid-19, Cek Fakta, Mitos Vaksin Covid-19 yang Beredar Salah Satunya Pemerintah Masukan Chip untuk Lacak Warganya /Pixabay/Fernandozhiminaicela//

SEMARANGKU – Pemerintah telah berupaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di Indonesia dengan vaksin dan penerapan PPKM.

Walaupun begitu, tetap ada saja mitos-mitos yang membuat masyarakat menjadi ragu dan enggan untuk melakukan vaksin Covid-19.

Salah satu mitos yang sempat viral adalah vaksin Covid-19 diselipkan sebuah chip yang bertujuan untuk melacak warga.

Baca Juga: Kisah Gender Reveal Calon Anak ke-4 The Baldy Family, Tanda-Tanda Unik Gejala Ngidam yang Tak Sesuai Mitos

Namun, apakah mitos-mitos tersebut benar? Cek fakta berikut mengenai mitos-mitos vaksin Covid-19.

Vaksin Covid-19 Dapat Membuat Menjadi Magnetis

Mitos ini berawal dari pernyataan seorang dokter di Cleveland yang mengatakan bahwa vaksin Covid-19 dapat membuat seseorang menjadi manusia magnet.

Pernyataan tersebut tercuat karena munculnya sinyal telekominukasi 5G, dokter tersebut juga meminta agar pemerintah menghentikan undang-undang yang mengatur mengenai vaksinasi.

Namun pernyataan tersebut tentu dibantah oleh William Schaffner seorang professor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Universitas Vanderbilt, Nashville.

Baca Juga: 5 Makhluk Legenda yang Berasal Dari Mitos, Selain Unicorn Masih Banyak Lagi, Wakil Indonesia Siapa

Seperti dikutip Semarangku melalui Healthline, dokter Schaffner memastikan bahwa vaksin tidak membuat orang menjadi manusia magnet.

Pemerintah Menaruh Chip pada Vaksin Covid-19 untuk Melacak Warga

Mitos satu ini pun sempat viral dan menjadi sorotan di Indonesia.

Orang-orang membuat teori konspirasi yang dibuat-buat bahwa orang-orang kaya seperti Bill Gates dan pemerintah telah menaruh chip pada vaksin. Namun tentu saja mitos ini pun salah.

Schaffner pun menjelaskan bahwa microchip pun tidak cukup kecil untuk dapat disuntikan dengan jarum.

“Secara fisik, chip tidak cukup kecil, sehingga dapat disuntikan dengan jarum. Mitos vaksin Covid-19 merupakan mitos yang kuno,” ujar Schaffner.

Vaksin Covid-19 dapat Sebabkan Autisme

Mitos satu ini berlaku pula pada jenis vaksin untuk penyakit lain seperti campak, gondok hingga rubella.

Mitos ini bermula dari penelitian yang dilakukan oleh Andrew Wakefield pada tahun 1988 yang menunjukan bahwa ada hubungan antara vaksin dengan autisme.

Namun, hasil penelitian tersebut kemudian ditarik karena tidak ditemukan bukti factual dan etis yang menunjukan kebenaran mitos tersebut.

Itulah ketiga mitos-mitos yang sempat membuat masyarakat menjadi ragu untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Namun ketiga mitos vaksin Covid-19 tersebut terbukti salah dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler